Salix argyracea, umumnya dikenal sebagai willow perak, willow osmanthus, willow kuncup perak, willow pudar, atau willow kapas, adalah semak besar yang termasuk dalam keluarga Salicaceae. Berasal dari Xinjiang, Cina, dan beberapa bagian Rusia, spesies yang tangguh ini dihargai karena nilai hias dan aplikasi praktisnya dalam lansekap dan restorasi ekologi.
Pohon willow perak adalah semak daun yang tumbuh cepat yang biasanya mencapai ketinggian 4-5 meter. Pohon ini memiliki kulit kayu abu-abu yang khas dan kuncup bulat telur yang berkembang menjadi daun meruncing dengan gerigi kelenjar halus di sepanjang tepinya. Daunnya menunjukkan kontras yang mencolok antara permukaan atas yang hijau dan bagian bawahnya yang seperti beludru dan berkilauan, yang memberikan tampilan keperakan pada tanaman.
Pembungaan terjadi dari bulan Mei hingga Juni, dengan karakteristik unik bunga yang muncul sebelum daun. Bunga jantan dan betina dihasilkan pada tanaman yang terpisah (dioecious), dengan benang sari tidak berbulu pada tanaman jantan dan putik bertangkai pendek pada tanaman betina. Pembuahan terjadi pada bulan Juli hingga Agustus.
Spesies ini secara alami tumbuh di sepanjang tepi hutan cemara atau di pembukaan hutan, menunjukkan kemampuannya beradaptasi dengan berbagai kondisi cahaya. Ketahanan dan daya tarik estetikanya menjadikannya pilihan yang sangat baik untuk berbagai aplikasi, termasuk lansekap hias, penghijauan, penahan angin, dan stabilisasi tanah di wilayah utara.
Pohon willow perak tumbuh subur di lingkungan yang mendukung:
Perlu dicatat bahwa meskipun pohon willow perak lebih menyukai kondisi seperti ini, namun pohon ini menunjukkan kemampuan beradaptasi yang luar biasa. Selama bulan-bulan puncak musim panas (Juli dan Agustus), sinar matahari yang intens dapat menyebabkan perubahan warna daun, tetapi ini biasanya tidak secara signifikan memengaruhi pertumbuhan atau perkembangan kuncup secara keseluruhan.
Tumbuh secara alami di Xinjiang, Cina, dan beberapa bagian Rusia, pohon willow perak telah menunjukkan potensi untuk dibudidayakan di daerah lain dengan kondisi iklim yang serupa. Ketahanan dan kemampuan beradaptasinya menjadikannya kandidat untuk diperkenalkan di zona beriklim sedang yang menginginkan pohon willow hias.
Pohon willow perak memiliki beberapa ciri khas:
Kombinasi unik dari fitur morfologi pohon willow perak, terutama dedaunan keperakan dan catkins di awal musim, berkontribusi pada nilai hiasnya yang tinggi. Karakteristik ini, ditambah dengan kemampuan beradaptasi dan pertumbuhannya yang cepat, menjadikannya pilihan yang sangat baik untuk berbagai aplikasi lanskap dan proyek restorasi ekologi di iklim yang sesuai.
Pilih lokasi yang datar dengan tanah yang subur dan kaya humus untuk budidaya. Pohon willow membutuhkan banyak unsur hara, jadi berikan pupuk dasar yang cukup sebelum persiapan lahan. Pupuk utama harus berupa bahan organik yang telah terurai dengan baik, terutama pupuk kandang dari sapi, domba, kuda, dan unggas.
Setelah pemupukan, bajaklah tanah hingga dalam. Mengingat sistem perakaran pohon willow yang luas, bajaklah hingga kedalaman 45 cm. Setelah membajak, garu tanah hingga teksturnya halus dan rata, singkirkan batu, akar pohon, dan puing-puing lainnya. Buatlah bedengan dengan lebar 50 cm dan tinggi 35 cm. Jika kondisinya memungkinkan, irigasi lahan secara menyeluruh setelah pembajakan musim gugur.
Di wilayah timur laut, musim semi adalah waktu yang optimal untuk mengambil stek. Pilihlah cabang yang sehat dan kuat dengan tunas yang lebat, bebas dari hama dan penyakit, serta berdiameter 1-3 cm. Potong menjadi panjang 18-22 cm, pastikan setiap stek memiliki setidaknya 3 tunas. Berhati-hatilah agar tidak merusak kulit kayu. Simpan stek di tempat yang sejuk hingga dibutuhkan.
Untuk meningkatkan tingkat kelangsungan hidup secara signifikan, rawat stek dengan asam asetat naftalen (NAA) sebelum ditanam. Siapkan larutan 40 mg/liter NAA dan rendam stek selama 3-5 jam. Sesuaikan waktu perendaman berdasarkan tingkat kekayuan stek, dengan stek yang lebih lignifikasi membutuhkan perendaman lebih lama.
Di daerah timur laut, musim semi sangat ideal untuk menanam. Posisikan stek yang telah dirawat dalam barisan dengan jarak 25 cm, dengan jarak antar barisan 15 cm. Masukkan stek pada sudut 45 derajat, pastikan setidaknya 3 tunas tetap berada di atas tanah.
Pada pembibitan yang gersang atau berpasir, sejajarkan bagian atas stek dengan permukaan tanah. Untuk mencegah hilangnya kelembapan, tutup bagian atas stek dengan tanah, buang ketika tunas akan muncul.
Setelah tanam, tekan tanah di sekitar stek dengan kuat untuk memastikan kontak yang baik. Siram secara menyeluruh, lalu semprot permukaan bedengan dengan larutan karbendazim 0.5% untuk mendisinfeksi dan mencegah infeksi bakteri. Buatlah struktur peneduh untuk melindungi stek dari sinar matahari yang terik.
Menghilangkan naungan: Setelah stek tumbuh, singkirkan naungan untuk meningkatkan paparan cahaya dan suhu, sehingga mendorong pertumbuhan.
Irigasi: Siram secara menyeluruh setelah penanaman, ulangi jika perlu. Pertahankan kelembaban tanah pada 65-70% hingga terjadi perakaran, sesuaikan dengan kondisi cuaca dan tanah.
Pengolahan tanah: Gemburkan tanah setelah setiap penyiraman untuk menjaga aerasi dan drainase yang baik, yang mendorong perakaran. Hindari pemadatan tanah di persemaian.
Pengendalian gulma: Kombinasikan penyiangan dengan penggemburan tanah. Lakukan penyiangan lebih awal dan sering, berhati-hatilah agar tidak merusak bibit selama prosesnya.
Pemupukan: Setelah stek berakar dan tumbuh, berikan pupuk nitrogen 1-2 kali untuk mendorong pertumbuhan akar, dengan dosis 35 kg/hektar. Sebelum musim gugur, berikan pupuk fosfor sebanyak 20 kg/hektar. Sebagai alternatif, gunakan pupuk NPK yang seimbang pada tahap awal, gunakan 25 kg/hektar.
Pemangkasan: Buang tunas pengisap dan jepit tunas ketika muncul pertumbuhan lunak yang berlebihan. Hal ini akan memusatkan nutrisi dan mempercepat pertumbuhan bibit yang kuat, sehingga memastikan kelangsungan hidup pemangkasan.
Tahap perbanyakan awal biasanya hanya ada sedikit masalah hama dan penyakit. Fokus pada pencegahan dengan mencuci stek dan menyemprot persemaian dengan larutan kalium permanganat 5% untuk desinfeksi selama perbanyakan.
Setelah perbanyakan, aplikasikan pengenceran 1:1000 karbendazim 30% untuk desinfeksi tanah. Periksa stek satu minggu setelah perbanyakan, segera buang semua yang menunjukkan tanda-tanda pembusukan atau serangan hama.
Estetika: Bentuk pohon willow perak sangat menarik secara visual, terutama saat kuncup kuncup muncul di sekitar Tahun Baru Imlek. Pohon ini diselimuti kuncup keperakan, melambangkan kemakmuran dan keindahan, menjadikannya sebagai tanaman hias yang berharga di wilayah utara selama musim semi.
Ekologis: Silver willow menunjukkan ketahanan yang luar biasa. Pohon ini unggul dalam penghijauan, lansekap, sebagai sumber kayu bakar, penahan angin, dan untuk stabilisasi pasir di daerah utara. Toleransi garamnya yang tinggi membuatnya menjadi spesies perintis yang ideal untuk mereklamasi tanah asin-alkali.
Utilitarian: Pohon willow perak menyediakan pakan ternak yang berharga dan bahan untuk keranjang tradisional dan kerajinan anyaman lainnya.