Carthamus tinctorius, umumnya dikenal sebagai Safflower atau False Saffron, adalah tanaman serbaguna yang termasuk dalam keluarga Asteraceae. Tanaman tahunan yang mirip thistle ini dihargai karena bunganya yang berwarna oranye-merah cerah dan memiliki banyak kegunaan dalam pengobatan, produksi pewarna, dan sebagai tanaman minyak.
Bunga khas Safflower memiliki kuntum berbentuk tabung dengan pangkal yang sempit yang melebar menjadi lima segmen linier. Kepala bunga, atau capitulum, berisi banyak kuntum bunga yang dikelilingi oleh bracts berduri. Saat bunganya matang, warnanya berubah dari warna kuning ke warna oranye-merah yang khas. Kepala sari menyatu menjadi tabung yang memanjang di luar segmen mahkota, dengan kepala putik yang menonjol dari bagian tengah.
Safflower berkualitas tinggi ditandai dengan kelopak bunga yang panjang dan berwarna merah cerah dengan tekstur lembut dan rasa yang ringan dan sedikit pahit. Bunganya juga memiliki aroma yang lembut dan khas. Daerah produksi utama di Cina meliputi Henan, Hunan, Sichuan, Xinjiang, dan Tibet.
Dalam pengobatan tradisional Tiongkok, safflower terkenal dengan kemampuannya untuk melancarkan peredaran darah, mengurangi rasa sakit, dan mengurangi peradangan. Biasanya digunakan untuk mengobati gangguan menstruasi, nyeri dada dan perut, cedera traumatis, dan berbagai kondisi peradangan. Namun, karena sifatnya yang kuat dalam menggerakkan darah, obat ini dikontraindikasikan selama kehamilan.
Beberapa kultivar safflower diakui di Cina, masing-masing dengan karakteristik yang unik:
Semua varietas ini dianggap unggul jika bunganya menunjukkan warna merah-kuning cerah, benar-benar kering, dan teksturnya lembut.
Safflower Cake, juga dikenal sebagai Pie Safflower, adalah bentuk olahan dari ramuan ini. Kelopak safflower segar dihaluskan menjadi pasta, dibentuk menjadi lembaran tipis, dan dikeringkan untuk digunakan sebagai obat, menawarkan alternatif yang nyaman untuk bunga kering yang longgar.
Safflower adalah tanaman kuat yang tumbuh subur di iklim yang hangat dan gersang. Tanaman ini menunjukkan kemampuan beradaptasi yang luar biasa terhadap berbagai kondisi lingkungan:
Tanah: Meskipun safflower dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, safflower lebih menyukai tanah lempung berpasir atau tanah berpasir yang memiliki drainase yang baik dan cukup subur. Tanaman ini tumbuh sangat baik di tanah dengan sedikit kandungan minyak atau pasir campuran berwarna ungu. Kisaran pH ideal tanaman ini adalah sedikit asam hingga netral (6,0-7,5).
Air: Safflower tahan terhadap kekeringan karena sistem perakarannya yang dalam, yang dapat mengakses kelembapan dari lapisan tanah yang lebih rendah. Namun, tanaman ini sensitif terhadap genangan air, terutama pada suhu yang lebih hangat. Kelembaban atau kelembapan tanah yang berlebihan dapat menyebabkan kerentanan terhadap penyakit. Meskipun tahan kekeringan, irigasi strategis di daerah beriklim kering dapat meningkatkan hasil panen secara signifikan.
Suhu: Safflower menunjukkan toleransi suhu yang luas, tumbuh pada kisaran 4°C hingga 35°C. Perkecambahan biji yang optimal terjadi pada suhu 15-25°C, dengan tingkat perkecambahan sekitar 80%. Pertumbuhan tanaman paling kuat pada suhu 20-25°C. Suhu dingin (sekitar 10°C) selama pembungaan dapat mengganggu perkembangan bunga dan pembentukan biji.
Cahaya: Sebagai tanaman yang berumur panjang, perkembangan safflower dipengaruhi oleh panjangnya hari. Paparan cahaya yang cukup mendorong pertumbuhan tanaman yang kuat dan menghasilkan biji yang lebih berisi dan montok. Transisi dari pertumbuhan vegetatif ke pertumbuhan reproduktif dipercepat dalam kondisi hari yang panjang.
Nutrisi: Meskipun safflower dapat beradaptasi dengan berbagai tingkat kesuburan tanah, pemupukan yang seimbang sangat penting untuk hasil panen yang optimal. Tanaman ini mendapat manfaat dari profil nutrisi yang komprehensif, dengan penekanan khusus pada nitrogen, fosfor, dan kalium.
Safflower diyakini berasal dari wilayah yang membentang dari Mediterania hingga Asia Tengah. Tanaman ini ditemukan baik secara liar maupun dibudidayakan di seluruh wilayah geografis yang luas:
Kemampuan adaptasi tanaman ini terhadap iklim yang beragam dan berbagai kegunaannya telah berkontribusi pada pembudidayaan secara luas di berbagai benua.
Bunga Merah (Carthamus tinctorius), umumnya dikenal sebagai safflower, adalah tanaman herba tahunan, biasanya mencapai ketinggian 50-100 cm, dengan beberapa spesimen tumbuh hingga 150 cm. Batangnya tegak dan bercabang di bagian atas. Semua batang dan cabang berwarna putih atau putih pucat, halus, dan gundul.
Daun batang bawah dan tengah berbentuk lanset, lanset-lonjong, atau lonjong, dengan panjang 7-15 cm dan lebar 2,5-6 cm. Tepi daun bervariasi dari gerigi ganda yang besar hingga gerigi kecil, atau kadang-kadang seluruhnya. Beberapa daun mungkin berlobus menyirip dalam, dengan puncak mukronat sepanjang 1-1,5 mm.
Daun bagian atas berangsur-angsur mengecil, menjadi lanset dengan tepi bergerigi dan ujung berlekuk yang lebih panjang hingga 3 mm. Semua daunnya berkulit, gundul, eglandular, mengkilap, sesil, dan semi-amplexicaul.
Perbungaannya terdiri dari banyak capitula yang tersusun dalam kelompok corymbiform terminal, yang ditopang oleh bracts. Bracts ini berbentuk bulat telur atau bulat telur-lanset, termasuk ujung spinosus, dengan panjang 2,5-3 cm. Pinggiran bract mungkin memiliki duri sepanjang 1-3 mm atau tidak berduri, meruncing ke tulang belakang apikal sepanjang 2 mm.
Invasi berbentuk bulat telur, berdiameter sekitar 2,5 cm, terdiri dari empat rangkaian bracts. Bracts luar berbentuk liris dengan bagian tengah atau bawah yang menyempit; di atas penyempitan, bracts tersebut kaku dan berwarna hijau, dengan pinggiran yang tidak bertulang atau memiliki duri seperti sisir sepanjang 3 mm, meruncing ke tulang belakang apikal 1-2 mm. Di bawah penyempitan, warnanya putih kekuningan. Bracts tengah dan dalam berbentuk chartaceous, lonjong-lanset hingga lonjong-lonjong memanjang, panjangnya mencapai 2,3 cm, meruncing di bagian puncak. Semua bracts gundul dan eglandular.
Kuntum bunga berwarna merah atau oranye-merah, semuanya biseksual. Mahkota bunga memiliki panjang 2,8 cm, dengan tabung ramping sepanjang 2 cm. Lobus mahkota memanjang hampir sampai ke pangkal dahan.
Achene berbentuk bulat telur, panjang 5,5 mm dan lebar 5 mm, berwarna putih gading, berbentuk segi empat dengan tonjolan yang memanjang dari puncak ke arah lateral ke areola. Pappus tidak ada. Pembungaan dan pembuahan terjadi dari Mei hingga Agustus.
Pemilihan lokasi: Safflower dapat beradaptasi dengan berbagai jenis tanah, tetapi untuk hasil panen yang optimal, pilihlah tanah yang dalam dan subur secara merata dengan drainase yang baik pada lapisan tanah menengah ke atas. Medan harus rata dengan sistem drainase dan irigasi yang efisien. Kedelai atau jagung lebih disukai sebagai tanaman pendahulu.
Persiapan benih: Pilih varietas safflower yang sesuai dengan kondisi setempat, seperti 'Safflower No.2' dan 'Safflower Baru No.1'.
Persiapan tanah dan pemupukan: Setelah memanen tanaman sebelumnya, segera bajak, beri pupuk, dan irigasi. Terapkan per hektar: 1-1,5 ton pupuk kandang yang telah terurai dengan baik, 8-10 kg urea, 8-10 kg pupuk fosfor, 1 kg pupuk seng, dan 3-5 kg pupuk kalium (untuk tanah dengan kandungan kalium di bawah 350 mg/kg).
Sebarkan pupuk dasar secara merata sebelum membajak, lalu masukkan ke dalam tanah. Pastikan pembajakan yang konsisten dan menyeluruh tanpa alur-alur yang tajam. Pertimbangkan irigasi musim gugur, pembajakan musim dingin, dan penggarukan musim semi untuk persiapan tanah.
Usahakan kondisi tanah memenuhi "standar enam karakter": seragam, halus, gembur, pecah-pecah halus, bersih, dan lembab.
Pengendalian gulma: Sebelum menggaru, aplikasikan 80-100 g fluoroglikofen yang dicampur dengan 30 L air per hektar dengan menggunakan penyemprot listrik. Pastikan cakupan yang merata tanpa penyemprotan yang berlebihan atau area yang terlewatkan. Segera setelah aplikasi, gunakan garu cakram ringan untuk memasukkan herbisida secara merata ke dalam 4-5 cm tanah bagian atas.
Penyemaian:
Waktu: Tanam ketika suhu tanah stabil di atas 5°C, biasanya dari akhir Maret hingga awal April di sebagian besar wilayah. Penyemaian yang lebih awal sering kali menghasilkan panen yang lebih tinggi.
Metode dan kecepatan: Gunakan mesin penanam biji-bijian untuk penanaman barisan. Atur jarak antar barisan 45 cm dengan kedalaman tanam 4-5 cm. Targetkan 50 biji per meter, untuk memastikan penyebaran yang merata. Pertahankan barisan yang lurus dan kedalaman yang konsisten. Hindari penyemaian yang berlebihan atau celah, tutupi benih dengan kuat, dan tekan tanah. Dosis benih biasanya 2-2,5 kg per hektar.
Manajemen Tahap Pembibitan
Penjarangan: Setelah bibit safflower muncul secara seragam, tipiskan untuk menjaga jarak antar tanaman 1-2 cm, untuk mendorong pertumbuhan yang merata.
Memperbaiki Bibit: Saat tanaman mengembangkan 5-6 daun sejati, sesuaikan jarak tanam menjadi 5-7 cm, pertahankan bibit yang paling kuat.
Kepadatan Tanaman: Sesuaikan berdasarkan kesuburan tanah dan potensi percabangan tanaman:
Budidaya dan Penyiangan: Setelah disemai, hancurkan kerak tanah dan singkirkan gulma di sekitar bibit, terutama setelah hujan. Penanaman awal harus dangkal (3-4 cm), secara bertahap meningkat menjadi 10 cm pada tahap berikutnya. Hindari merusak bibit selama penanaman. Lakukan 2-3 kali penanaman sebelum pengairan pertama.
Manajemen Tahap Percabangan hingga Pembungaan
Pemupukan: Meskipun safflower mentolerir tanah yang buruk, untuk hasil yang tinggi, berikan urea selama tahap percabangan awal untuk meningkatkan jumlah kuntum bunga dan berat biji. Kombinasikan dengan penanaman akhir, buat parit sedalam 15 cm, berikan 8-10 kg urea per hektar, dan segera gundukkan tanah di atas pupuk.
Irigasi: Tunda pengairan pertama hingga tanaman menunjukkan kelayuan sementara pada siang hari setelah percabangan dimulai. Gunakan metode yang lambat dan bervolume rendah, untuk memastikan distribusi yang merata tanpa genangan air. Umumnya, irigasi sekitar 60 hari setelah kemunculan, dengan menggunakan 60-70 meter kubik per hektar. Pengairan selanjutnya harus dilakukan selama tahap percabangan, pembungaan, dan puncak mekar.
Sesuaikan pengairan berdasarkan kondisi tanah dan kebutuhan tanaman, terutama di daerah yang memiliki kesuburan tinggi atau dataran rendah untuk mencegah percabangan yang berlebihan dan penyakit. Biasanya, 3-4 kali pengairan sudah cukup sepanjang musim tanam. Gunakan metode irigasi alur; hindari irigasi banjir.
Panen Bunga: Mulailah memanen saat kelopak bunga terbuka penuh, benang sari mulai menguning, dan bunga berwarna merah cerah dan mengkilap. Panenlah di pagi hari saat kelopak bunga tidak terlalu rapuh dan sepal tidak terlalu berduri. Hindari memanen terlalu dini (sebelum penyerbukan) atau terlalu terlambat (saat bunga berubah menjadi ungu kehitaman), karena keduanya mempengaruhi kualitas obat.
Panen Benih: Panen ketika tanaman menguning, dengan hanya beberapa sepal hijau yang tersisa di kepala bunga. Biji harus mengeras dan menunjukkan warna khasnya. Gunakan mesin pemanen biji-bijian standar untuk pengumpulan yang efisien.
Kerusakan dan Gejala: Penyakit karat pada kunyit terutama disebabkan oleh patogen jamur, yang sering kali diperburuk oleh kondisi tanah, penanaman yang terus menerus, dan kelembapan yang tinggi.
Penyakit ini bermanifestasi ketika spora karat menyusup ke dalam akar, rimpang, dan batang muda bibit. Spora ini membentuk pustula yang menyebabkan dehidrasi bibit atau kelemahan struktural, yang menyebabkan kematian tanaman yang parah.
Spora yang disebarkan oleh angin dapat menginfeksi kotiledon, daun, dan bracts, membentuk bintil-bintil berwarna cokelat kastanye yang khas. Ketika bintil-bintil ini pecah, mereka melepaskan spora berwarna cokelat karat dalam jumlah yang banyak, yang secara signifikan mengurangi hasil panen kunyit dalam kasus-kasus yang parah.
Pencegahan:
Busuk akar, yang disebabkan oleh berbagai jamur yang ditularkan melalui tanah, dapat memengaruhi kunyit pada setiap tahap pertumbuhan, dengan kerentanan khusus selama periode pembibitan dan pembungaan. Tanaman yang terinfeksi menunjukkan gejala layu, klorosis (menguning), dan akhirnya mati.
Pencegahan:
Penyakit bercak hitam, yang disebabkan oleh jamur semi-saprofit, biasanya terjadi pada bulan April dan Mei. Daun yang terinfeksi mengembangkan lesi oval dengan cincin konsentris yang khas.
Pencegahan:
Antraknosa terutama menyerang cabang, kuncup bunga, dan bracts pada tahap akhir produksi kunyit.
Pencegahan:
Penggerek dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan pada perbungaan kunyit, yang menyebabkan kematian bunga dan penurunan hasil panen.
Pencegahan:
Penyakit mati mendadak merupakan ancaman utama bagi budidaya kunyit, yang mempengaruhi berbagai daerah penanaman dan secara signifikan mempengaruhi hasil dan kualitas. Penyakit ini terutama menyerang batang dan pangkal bibit, awalnya menyebabkan lesi yang terendam air yang berkembang menjadi pembusukan atau penyempitan jaringan, yang menyebabkan kematian tanaman dengan cepat.
Patogen menyerang dan menyebar melalui sel korteks, membentuk oospora musim dingin di jaringan yang terinfeksi. Penyakit ini lazim terjadi di daerah dengan tanah yang berdrainase buruk dan curah hujan yang berkepanjangan, dan sering kali terjadi bersamaan dengan penyakit busuk akar lainnya.
Bunga Saffron dihargai dalam pengobatan tradisional karena kemampuannya untuk meningkatkan sirkulasi darah dan mengobati berbagai kondisi ginekologi.
Properti:
Fungsi tradisional:
Penggunaan tradisional:
Penggunaan dan dosis:
Tindakan pencegahan: Kontraindikasi selama kehamilan.
Potensi reaksi toksik:
Reaksi-reaksi ini terutama disebabkan oleh efek stimulasi kunyit pada usus, rahim, dan sistem saraf, serta potensi respons alergi. Toksisitas terutama terkait dengan penyalahgunaan atau overdosis.
Kontraindikasi dan peringatan:
Secara historis, kunyit memiliki posisi bergengsi sebagai pewarna, memberikan warna merah sejati yang dapat langsung diaplikasikan pada serat. Warna merah cerah ini sangat populer selama dinasti Sui dan Tang di Cina.
Analisis ilmiah modern mengungkapkan bahwa kunyit mengandung pigmen kuning dan merah:
Selain pewarnaan tekstil, kunyit secara historis digunakan untuk membuat pemerah pipi kosmetik dengan memasukkannya ke dalam pati.
Sifat pewarnaan kunyit yang unik memberikan kontribusi signifikan terhadap nilainya pada zaman kuno, seperti yang dicontohkan oleh syair penyair Dinasti Tang, Li Zhong: "Warna kunyit lebih cemerlang dari seribu bunga, bahkan darah orang utan pun tidak dapat menandinginya."